Halo! Selamat datang di menurutkami.site, tempatnya belajar tentang berbagai hal menarik dengan cara yang santai dan mudah dipahami. Kali ini, kita akan membahas topik yang sangat penting dalam agama Islam, yaitu zakat. Tapi bukan sekadar membahasnya, kita akan fokus pada satu pertanyaan penting: Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah.
Zakat seringkali dianggap sebagai salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan. Namun, pemahaman yang tepat tentang makna dan tujuannya masih seringkali kurang dipahami oleh sebagian orang. Oleh karena itu, melalui artikel ini, kami akan mencoba mengupas tuntas definisi zakat menurut istilah, lengkap dengan berbagai aspek penting yang terkait dengannya.
Dengan gaya penulisan yang santai dan mudah dicerna, kami berharap artikel ini bisa menjadi panduan lengkap bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam tentang zakat, khususnya terkait dengan definisinya secara istilah. Jadi, mari kita mulai petualangan kita dalam memahami zakat!
Memahami Akar Kata Zakat: Lebih dari Sekadar Menyucikan
Asal Usul Kata Zakat dalam Bahasa Arab
Untuk Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah, kita perlu mulai dari akarnya. Kata "zakat" berasal dari bahasa Arab, yaitu "زكاة" (zakaah). Secara bahasa, zakat memiliki beberapa makna, di antaranya adalah:
- Berkembang: Zakat diharapkan dapat mengembangkan harta yang dizakatkan, baik secara fisik maupun secara keberkahan.
- Bertumbuh: Harta yang dizakatkan diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan bagi perekonomian umat.
- Menyucikan: Zakat berfungsi untuk menyucikan harta dari hak-hak orang lain yang mungkin melekat padanya.
- Baik (Subur): Harta yang dikeluarkan zakatnya diharapkan menjadi harta yang baik dan subur, mendatangkan manfaat bagi pemiliknya dan masyarakat.
Dari berbagai makna tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat penting.
Konteks Makna Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadis
Dalam Al-Qur’an dan Hadis, kata "zakat" seringkali disebut bersamaan dengan shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya zakat dalam Islam, sejajar dengan ibadah utama seperti shalat. Al-Qur’an memberikan penekanan kuat pada zakat sebagai sarana untuk membersihkan hati dari sifat kikir dan meningkatkan kepedulian sosial.
Beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang zakat antara lain:
- QS. At-Taubah (9): 103: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…"
- QS. Al-Baqarah (2): 43: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’."
Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga banyak menjelaskan tentang keutamaan dan kewajiban zakat. Hal ini semakin mempertegas posisi zakat sebagai salah satu pilar penting dalam ajaran Islam.
Peran Zakat dalam Pengembangan Masyarakat
Zakat bukan hanya tentang memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan. Lebih dari itu, zakat memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Melalui zakat, kesenjangan sosial dapat dikurangi, kemiskinan dapat diatasi, dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Zakat juga dapat menjadi instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi umat. Dana zakat dapat digunakan untuk memberikan modal usaha, pelatihan keterampilan, dan bantuan lainnya yang dapat membantu mustahik (penerima zakat) untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah Para Ulama
Definisi Zakat Menurut Mazhab Syafi’i
Menurut mazhab Syafi’i, Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, untuk diberikan kepada golongan tertentu. Intinya, zakat adalah kewajiban mengeluarkan sebagian harta tertentu yang telah mencapai nisab (batas minimum harta yang wajib dizakati) dan diberikan kepada golongan yang berhak menerima zakat (mustahik).
Definisi ini menekankan beberapa poin penting:
- Pengambilan tertentu: Zakat bukanlah sumbangan sukarela, melainkan kewajiban yang telah ditetapkan.
- Harta yang tertentu: Hanya harta-harta tertentu yang wajib dizakati, seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan lain-lain.
- Sifat-sifat tertentu: Harta yang dizakati harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti mencapai nisab dan haul (masa kepemilikan satu tahun).
- Golongan tertentu: Zakat hanya boleh diberikan kepada delapan golongan yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. At-Taubah: 60).
Definisi Zakat Menurut Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi memberikan definisi yang lebih luas tentang zakat. Menurut mereka, Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah adalah memberikan kepemilikan sebagian harta tertentu kepada orang yang berhak menerimanya karena Allah ta’ala.
Perbedaan utama dengan mazhab Syafi’i terletak pada penekanan pada niat karena Allah ta’ala. Dalam mazhab Hanafi, niat karena Allah sangat penting dalam menunaikan zakat.
Definisi Zakat Menurut Mazhab Maliki dan Hambali
Mazhab Maliki dan Hambali memberikan definisi yang hampir serupa dengan mazhab Syafi’i, yaitu menekankan pada kewajiban mengeluarkan sebagian harta tertentu yang telah mencapai nisab dan haul.
Meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam rumusan definisi, namun secara umum, semua mazhab sepakat bahwa zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu.
Jenis-Jenis Zakat dan Cara Menghitungnya
Zakat Fitrah: Kewajiban di Bulan Ramadhan
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu pada bulan Ramadhan, sebelum shalat Idul Fitri. Tujuan zakat fitrah adalah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin dilakukan selama bulan Ramadhan, serta untuk mencukupi kebutuhan fakir miskin di hari raya.
Besarnya zakat fitrah adalah satu sha’ (sekitar 2,5 kg) makanan pokok yang berlaku di daerah tersebut, seperti beras, gandum, atau jagung. Zakat fitrah dapat dibayarkan dalam bentuk uang tunai yang nilainya setara dengan harga makanan pokok tersebut.
Zakat Maal: Zakat Harta Kekayaan
Zakat maal adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari harta kekayaan yang telah mencapai nisab dan haul. Beberapa jenis harta yang wajib dizakati antara lain:
- Emas dan Perak: Nisab emas adalah 85 gram emas murni, sedangkan nisab perak adalah 595 gram perak murni. Kadar zakatnya adalah 2,5%.
- Uang Tunai dan Deposito: Nisabnya sama dengan nisab emas, yaitu 85 gram emas murni. Kadar zakatnya adalah 2,5%.
- Hasil Pertanian: Nisabnya adalah 653 kg gabah kering. Kadar zakatnya adalah 10% jika pengairan tanpa biaya, dan 5% jika pengairan dengan biaya.
- Hewan Ternak: Nisabnya berbeda-beda tergantung jenis hewan ternaknya.
- Perdagangan: Nisabnya sama dengan nisab emas, yaitu 85 gram emas murni. Kadar zakatnya adalah 2,5%.
Cara Menghitung Zakat yang Benar
Cara menghitung zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Secara umum, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Tentukan jenis harta yang akan dizakati.
- Hitung nilai harta tersebut.
- Pastikan harta tersebut telah mencapai nisab.
- Pastikan harta tersebut telah dimiliki selama satu tahun (haul), kecuali untuk hasil pertanian.
- Hitung zakat yang wajib dikeluarkan dengan mengalikan nilai harta dengan kadar zakatnya.
Contoh: Anda memiliki uang tunai sebesar Rp 100 juta yang telah disimpan selama satu tahun. Harga emas saat ini adalah Rp 1 juta per gram. Maka, nisab emas adalah 85 gram x Rp 1 juta = Rp 85 juta. Karena uang tunai Anda melebihi nisab, maka Anda wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% x Rp 100 juta = Rp 2,5 juta.
Hukum dan Hikmah Zakat dalam Islam
Hukum Zakat dalam Al-Qur’an dan Hadis
Hukum zakat adalah wajib (fardhu ‘ain) bagi setiap muslim yang memenuhi syarat-syaratnya. Kewajiban zakat telah disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an dan Hadis.
Al-Qur’an menekankan zakat sebagai salah satu ciri orang-orang yang beriman dan bertakwa. Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga banyak menjelaskan tentang ancaman bagi orang-orang yang enggan membayar zakat.
Hikmah Zakat bagi Individu dan Masyarakat
Zakat memiliki banyak hikmah, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, zakat dapat membersihkan hati dari sifat kikir, meningkatkan rasa syukur, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bagi masyarakat, zakat dapat mengurangi kesenjangan sosial, mengatasi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan. Zakat juga dapat menjadi instrumen penting dalam pembangunan ekonomi umat.
Konsekuensi Tidak Membayar Zakat
Tidak membayar zakat merupakan dosa besar dalam Islam. Al-Qur’an dan Hadis memberikan ancaman yang keras bagi orang-orang yang enggan membayar zakat.
Selain itu, tidak membayar zakat juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Kesenjangan sosial akan semakin melebar, kemiskinan akan semakin merajalela, dan pembangunan ekonomi akan terhambat.
Tabel Rincian Nisab dan Kadar Zakat
Berikut adalah tabel yang merinci nisab dan kadar zakat untuk berbagai jenis harta:
Jenis Harta | Nisab | Kadar Zakat | Keterangan |
---|---|---|---|
Emas | 85 gram emas murni | 2,5% | Jika disimpan dalam bentuk batangan, perhiasan (yang tidak dipakai), atau uang tunai yang nilainya setara. |
Perak | 595 gram perak murni | 2,5% | Jika disimpan dalam bentuk batangan, perhiasan (yang tidak dipakai), atau uang tunai yang nilainya setara. |
Uang Tunai/Bank | Setara dengan harga 85 gram emas murni | 2,5% | Uang yang disimpan dalam rekening bank, deposito, atau bentuk investasi lainnya yang likuid. |
Hasil Pertanian | 653 kg gabah kering | 10% / 5% | 10% jika pengairan tanpa biaya (air hujan), 5% jika pengairan dengan biaya (irigasi). |
Hewan Ternak | Bervariasi (lihat literatur fiqih terkait) | Bervariasi | Misalnya, unta, sapi, kambing. Nisab dan kadar zakatnya berbeda-beda tergantung jumlah dan jenis hewan ternak. |
Perdagangan | Setara dengan harga 85 gram emas murni | 2,5% | Nilai barang dagangan yang dimiliki pada akhir tahun (haul). |
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai Jelaskan Pengertian Zakat Menurut Istilah. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang zakat dan pentingnya menunaikannya. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan ekonomi yang sangat penting dalam pengembangan masyarakat.
Jangan lupa untuk terus mengunjungi menurutkami.site untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
FAQ: Pertanyaan Seputar Zakat Menurut Istilah
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang zakat, beserta jawabannya:
- Apa itu zakat menurut istilah? Zakat menurut istilah adalah kewajiban memberikan sebagian harta tertentu kepada orang yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan ketentuan syariat.
- Siapa saja yang wajib membayar zakat? Setiap muslim yang memenuhi syarat-syarat wajib zakat, seperti memiliki harta yang telah mencapai nisab dan haul.
- Apa saja jenis-jenis zakat? Zakat fitrah dan zakat maal.
- Apa itu nisab? Batas minimum harta yang wajib dizakati.
- Apa itu haul? Masa kepemilikan harta selama satu tahun.
- Siapa saja yang berhak menerima zakat? Delapan golongan (asnaf) yang disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. At-Taubah: 60).
- Bagaimana cara menghitung zakat maal? Tergantung jenis hartanya, namun umumnya dengan mengalikan nilai harta dengan kadar zakatnya (2,5%).
- Kapan zakat fitrah harus dibayarkan? Sebelum shalat Idul Fitri.
- Apa hukum tidak membayar zakat? Berdosa besar.
- Apakah zakat bisa dibayarkan dalam bentuk uang? Bisa, jika nilainya setara dengan harga barang yang wajib dizakati.
- Apa manfaat zakat bagi individu? Membersihkan hati dari sifat kikir, meningkatkan rasa syukur, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Apa manfaat zakat bagi masyarakat? Mengurangi kesenjangan sosial, mengatasi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan.
- Dimana saya bisa membayar zakat? Lembaga amil zakat (LAZ) resmi atau langsung kepada mustahik.